Kamis, 10 Mei 2018

Behaviorisme


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus  dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini  dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan perubahan makna.
Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan kelompok  kami menyusun makalah teori belajar dan pembelajaran behavioristik yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu kami yang ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang teori behaviorisme dan diharapkan tidak lagi muncul asumsi yang keliru tentang  pendekatan behaviorisme tersebut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagimana pendekatan behaviorisme.









Pandangan Behaviorisme Tentang Belajar
Pandangan Teori Belajar Behaviorisme, Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku. Dari perspektif perilaku, belajar adalah proses penerimaan respon dari stimulus yang dapat diukur dan diobservasi. Belajar dapat dicapai melalui perilaku yang tepat dari sejumlah respon dan melalui pendekatan penguatan. Manusia belajar melalui respon yang diharapkan terbentuk secara berangsur angsur. penganut aliran behaviorisme ini, diantaranya: Pavlov (1849-1936), John B. Watson (1878-1958), Thordike (1874-1949), Skinner (1904-1990), dan lain-lain. Penerapan dari teori behaviorisme ini memberikan seperangkat petunjuk rancangan pembelajaran yang sistematik dan terorganisasi. Pertama, memberikan nilai penguatan yang berbasis pada kebutuhan individu si belajar dan perhatiannya, Guru selaku perancang pembelajaran harus mengikuti langkah-langkah dan kemajuan individual si belajar tahap demitahap secara sistematis dan mengacu pada linieritas materi. Dalam pandangan behaviorisme, dalam praktek pembelaiaran, materi perlu diorganisasi dan diprogram secara sistematis sehingga seseorang yang belajar harus mengikuti urutan secara tepat. Konsekuensinya, keputusan rancangan mengikuti logika hubungan yang penting yang disusun mulai dari yang pertama dan sampai dengan seterusnya. Sebagai contoh: Pertemuan pertama (guru menyaiikan Bab1 dan 2), Pertemuan kedua (guru menyajikan Bab 3 dan 4), pertemuan ketiga (guru menyaiikan bab 5 dan 6), dan seterusnya. Urutan tersebut harus diikuti sebagai tindakan pembelajaran yang dilaksanakan secara berurutan atau sistematis (linier). Materi yang disusun berdasarkan teori behaviorisme biasanya rumusan tujuan pembelajarannya disusun dengan  rumusan yang sangat jelas, dapat diukur dan dapat dikuantifikasi hasil pembelajarannya, serta mengabaikan proses-proses lainnya yang teriadi didalam pikiran. Peran konsekuensi dalam pandangan behaviorisme sangat penting sebagai sebuah aplikasi konsep stimulus respon. Dalam hal ini terdapat dua jenis konsekuensi, yaitu, meliputi: konsekuensi yang menyenangkan yang semakin memperkuat perilaku, berupa semakin seringnya frekuensi kejadian perilaku (disebut reinforcer) dan konsekuensi yang tidak menyenangkan yang dapat memperlemah perilaku, berupa berkurangnya frekuensi kejadian perilaku (disebut punisher). Berikut ini disaiikan tentang prinsip dan aplikasi teori belajar dalam perspektif behaviorisme dan aplikasinya dalam praktek pembelajaran sebagaimana diielaskan dalam tabel t berikut ini.
PRINSIP TEORI BELAJAR DALAM PANDANGAN BEHAVIORISME DAN APLIKASINYA DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN
PRINSIP (TEORI)
APLIKASI (PRAKTEK)
Belaiar diduga dari perilaku siswa
Pernyataan tujuan dari pengajaran sebagai perilaku si belaiar
Perilaku ditentukan oleh peristiwa yang mendahului
Menggunakan awalan isyarat untuk memandu siswa mencapai perilaku
Sebuah perilaku akan diulang tergantung pada konsekuensi yang mengikutinya
Memilih konsekuensi yang akan memperkuat pencaPaian perilaku. Menyusun konsekuensi untuk dengan seketika mengikuti Perilaku vang diharapkan
Tabel  Prinsip dan aplikasi teori belaiar dalam pandangan behaviorisme dan aplikasinya dalam praktek pembelaiaran (Newby, Stepi ch, Lehman, Rusself, 2000)
Sumber:
        Prinsip Utama Penguatan
Prinsip utama dari penguatan adalah dinamika proses dan faktor yang mempengaruhi penguatan. Agar efektif dalam mengubah perilaku, maka penguatan harus diberikan bersamaan dengan perilaku yang diharapkan. Dua proses utama dalamreinforcement yang diberikan adalah variasi dan seleksi berdasarkan konsekuensi.
Namun demikian tidak semua konsekuensi perilaku berguna sebagai penguat. Terkadang perilaku diperkuat secara tidak sengaja. Proses ini menyebabkan munculnya perilaku takhayul (superstitious). Misalnya, seseorang menggunakan baju warna biru ketika sedang mengikuti perlombaan, kemudian dalam perlombaan tersebut ia memenangkan perlombaan. Lalu, ia berfikir karena baju biru itulah ia menang. Jadi, ketika ia ingin mengikuti perlombaan lagi maka ia menggunakan baju warna biru.
Jika penguatan dihilangkan, maka perilaku secara perlahan akan menghilang. Hal ini yang disebut dengan extinction.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontingensi Penguatan
Faktor Individual
Efek
Tingkat keterampilan
Keterampilan yang baru didapat membuka peluang untuk mendapat peluang.
Sejarah penguatan di masa lalu
Individu akan antuasias, tidak tertarik, atau memahami hasil dari sejarah masa lalu.
Anugrah genetic
Tingkat IQ yang berbeda dan kemampuan artistik.
Spesies
Mekanisme survival yang sukses pada manusia   awal.

Mekanisme survival ditransmisikan ke generasi sekarang sebagai penguat.

 Kategori Penguat
Terdapat tiga klasifikasi umum penguat, yakni: primer/sekunder, umum/digeneralisasikan dan positif/negatif.
a.    Tipe penguat primer: memperkuat perilaku tanpa pelatihan dan penting bagi survival spesies.
b.    Tipe penguat dikondisikan: memperkuat perilaku melalui asosiasi dengan penguat primer atau penguat sekunder yang sudah ada.
c.    Tipe penguat digeneralisasikan: penguat sosial yang diberikan orang lain.
Penguat yang digeneralisasikan berfungsi sebagai penguat sosial dan manipulasi lingkungan sosial yang sukses. Akan tetapi perhatian dari orang lain terkadang dapat menyebabkan perilaku yang tidak diharapkan muncul. Contohnya, seseorang yang diejek orang lain akan menyebabkan hubungan fisik yang tidak disengaja dengan orang yang mengejek. Uang juga dapat dijadikan sebagai penguat.
Penguat positif dan negatif adalah bentuk lain dari penguatan yang dapat diberikan. Contoh penguat positif adalah seorang anak yang mendapatkan ranking memperoleh hadiah dari orang tuanya. Contoh penguat negatif, agar hidup sehat maka seseorang disarankan untuk berolahraga maka konsekuensi yang diterima adalah terhindar dari penyakit.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar