Kamis, 10 Mei 2018

BIAYA STANDAR DAN PENERAPANNYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI



 BIAYA STANDAR DAN PENERAPANNYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
(Studi Kasus : UKM Tempe Bu Mundakir Semarang)
ELLIZA MELASARI
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Abstraksi
UKM Tempe Bu Mundakir Semarang adalah usaha kecil menengah yang aktif memproduksi tempe. Dalam proses produksi, UKM ini harus mengendalikan biaya produksi agar biaya produksi lebih efektif dan efisien sehingga laba yang didapat lebih optimal. Pengendalian biaya produksi tersebut dapat menggunakan metode biaya standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi tempe pada UKM Tempe Bu Mundakir Semarang. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan sebelum proses produksi berlangsung. Ketika biaya standar telah ditentukan dan biaya aktual telah diketahui diakhir periode produksi, maka biaya standar dan biaya aktual dibandingkan sehingga menghasilkan varians atau selisih. Berdasarkan perhitungan analisis yang membandingkan antara biaya standar dengan biaya aktual, disimpulkan bahwa dalam produksi tempe, selisih menguntungkan pada biaya bahan baku masih dalam batas pengendalian dan selisih biaya overhead pabrik masih dalam batas kewajaran meskipun memiliki selisih yang tidak menguntungkan.
Kata kunci : pengendalian, biaya produksi, biaya standar, varians.
Pendahuluan
Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, perusahaan dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan yang terjadi. Dalam era globalisasi saat ini, persaingan semakin tajam dan para manajer dituntut untuk dapat mengelola perusahaan. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan menghasilkan produk atau jasa yang mempunyai keunggulan daya saing di pasaran, baik dari segi biaya, jenis, kualitas maupun harga jualnya. (Carter dan Usry, 2005)
Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan mampu bersaing dengan perusahaan lain, maka manajer perusahaan memerlukan informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengendalian biaya. (Heckert, 2003)
Suatu biaya standar telah ditentukan maka selanjutnya dilakukan perbandingan-perbandingan periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar yaitu dengan maksud untuk mengukur pelaksanaan dan mengoreksi biaya-biaya, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan varians atau selisih. Yang mana varians itu sendiri merupakan perbedaan yang terjadi akibat perbandingan antara biaya aktual dengan biaya yang direncanakan (biaya standar). Dalam analisisnya, ketika perusahaan mengalami kerugian hal ini disebabkan karena biaya aktual lebih besar dari biaya standar. Sedangkan apabila perusahaan mengalami keuntungan maka biaya aktual lebih kecil dari biaya standar. (Edison & Sapta, 2010)
UKM Tempe Bu Mundakir merupakan salah satu unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi tempe. Lokasi industri ini berada di Jalan Gajah Barat 6 No.23 Semarang. Pembuatan tempe ini membutuhkan bahan baku yaitu kedelai. Biaya produksi pada industri ini terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pada kenyataannya banyak industri-industri sejenis yang berdiri, di mana masing-masing industri tersebut bersaing secara ketat. Dalam rangka memenangkan persaingan di pasar, UKM Tempe Bu Mundakir berupaya untuk tetap mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan harga yang wajar dan dapat diterima konsumen, akan tetapi juga masih memperoleh keuntungan. Segala macam cara dilakukan agar target produksi dapat dicapai, di antaranya dengan melakukan penekanan-penekanan pada sejumlah biaya produksi.
Namun berdasarkan penelitian atau survey yang telah dilakukan pada UKM Tempe Bu Mundakir Semarang, biaya standar belum diterapkan pada pabrik tempe tersebut. Tentunya biaya standar merupakan salah satu metode penting dalam mengendalikan biaya produksinya. Pengendalian biaya di sini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan efisien atau tidak. Pengendalian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya (biaya aktual) agar dapat mengetahui sejauh mana penyimpangan-penyimpangan yang sudah terjadi pada industri ini. Jika terjadi varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.
Maka dari itu, peneliti ingin mengimplementasikan penentuan atau penerapan biaya standar di pabrik tempe tersebut agar biaya produksi lebih efektif dan efisien, sehingga laba yang akan dihasilkan pun lebih optimal.
Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya pengendalian biaya produksi, maka peneliti tertarik mengambil judul : “BIAYA STANDAR DAN PENERAPANNYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus: UKM Tempe Bu Mundakir Semarang)”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Bagaimana penerapan biaya standar di UKM Tempe Bu Mundakir Semarang?
2.Bagaimana pengendalian biaya produksi menurut UKM Tempe Bu Mundakir Semarang?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, sebagai berikut :
1.Untuk mengimplementasikan perhitungan biaya standar di UKM Tempe Bu Mundakir Semarang
2.Untuk mengetahui pengendalian biaya produksi di UKM Tempe Bu Mundakir Semarang
Landasan Teori
1. Biaya Standar

Menurut Matz dan Usry (1992), biaya standar (standar cost) adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar juga merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan/atau yang diantisipasikan. Biaya aktual untuk setiap jenis bahan baku langsung, upah pekerja dan overhead pabrik setiap departemen dibandingkan dengan biaya standar. Dari perbandingan ini tentu kita melihat adanya perbedaan.Perbedaan atau selisih ini dianalisis dan diidentifikasi sebagai varians.
Menurut Mulyadi (2005), definisi biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor tertentu. Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya.Jika biaya yang sesungguhya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.
2. Varians

Menurut Mulyadi (2005), penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Analisis selisih biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan analisis selisih biaya overhead pabrik. dalam analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar; sedangkan dalam analisis selisih biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar, dan kapasitas normal (kapasitas yang terakhir ini digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik).
Carter (2009), dari jenis-jenis standar dan varians yang ada, proses menentukan varians biaya standar adalah sebagai berikut :
a. Standar dan varians bahan baku

Ada dua standar dikembangkan untuk biaya bahan baku, yaitu:
1. Standar harga bahan baku

Harga standar memungkinkan untuk :
a. Memantau kinerja dari departemen pembelian dan mendeteksi pengaruhnya pada biaya bahan baku;
b. Mengukur dampak dari kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba

Menurut Mulyadi (2005), harga yang dipakai harga standar dapat berupa :
a. Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun;
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan biaya standar;
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang

Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya, tetapi pada harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa.
2. Standar kuantitas bahan baku (standar penggunaan bahan baku)

Standar kuantitas atau penggunaan pada umumnya dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang dibuat oleh insinyur dan/atau desainer. Dalam perusahaan kecil atau menengah, pengawas atau supervisor departemen menspesifikasikan jenis, kuantitas, dan kualitas dari bahan baku yang dibutuhkan dan operasi yang akan dilakukan. Standar kuantitas sebaiknya ditetapkan setelah analisis atas ukuran, bentuk, dan kualitas produk yang paling ekonomis serta penggunaan bahan baku dengan berbagai kualitas yang berbeda.
Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung dengan cara membandingkan kuantitas aktual dari bahan baku yang digunakan dengan kuantitas standar yang diperbolehkan, serta keduanya diukur dengan biaya standar. Kuantitas standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk (kuantitas standar yang dperbolehkan per unit) dikalikan dengan jumlah aktual dari unit yang diproduksi selama periode tersebut. Unit yang diproduksi setara dengan unit ekuivalen produksi untuk bahan baku.
b. Standar dan varians tenaga kerja

Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja langsung :
1. Standar tarif, upah, atau biaya

Standar tarif mungkin didasarkan pada perjanjian tawar-menawar kolektif yang menentukan upah per jam, tarif per unit, dan bonus.Tanpa adanya kontrak serikat kerja, maka standar tarif ditentukan oleh upah yang disetujui.Karena tarif cenderung untuk didasarkan pada perjanjian yang pasti, maka varians tarif tenaga kerja jarang terjadi.Jika terjadi, biasanya varians tersebut disebabkan oleh kondisi jangka pendek yang tidak biasa.
Untuk memastikan keadilan dalam tarif yang dibayarkan untuk setiap operasi yang dilakukan, digunakan rating pekerjaan.Ketika suatu tarif direvisi atau suatu perubahan diotorisasi secara temporer, maka hal tersebut harus dilaporkan dengan segera ke departemen penggajian untuk menghindari penundaan, pembayaran yang tidak benar, dan pelaporan yang salah.Perbedaan yang terjadi antara tarif standar dan tarif aktual menimbulkan varians tenaga kerja (varians upah atau varians biaya).
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar :
a. Perjanjian dengan organisasi karyawan;
b. Data upah masa lalu, yang digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata terhitung dan rata-rata tertimbang atau median upah karyawan masa lalu;
c. Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
2. Standar efisiensi, waktu, atau penggunaan

Menentukan standar efisensi tenaga kerja adalah fungsi terspesialisasi yang dikerjakan dengan baik oleh insinyur industrial, menggunakan studi waktu dan gerakan.Standar ini didasarkan pada kinerja aktual dari seorang pekerja atau sekelompok kerja yang memiliki keahlian rata-rata menggunakan usaha rata-rata ketika melakukan operasi manual atau ketika bekerja pada mesin yang beroperasi dalam kondisi normal. Varians efisiensi tenaga kerja dihitung diakhir periode
pelaporan dengan cara membandingkan jam aktual yang digunakan dengan jam standar yang diperbolehkan, keduanya diukur dengan tarif tenaga kerja standar.
c. Standar dan varians biaya overhead

Pertama, anggaran overhead pabrik dibuat, dengan cara mengestimasikan setiap pos dari overhead yang diperkirakan akan terjadi disetiap departemen, pusat biaya atau aktivitas, pada tingkat aktivitas tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, biasanya kapasitas normal atau kapasitas aktual yang diperkirakan. Selanjutnya, dari anggaran biaya departemen jasa dialokasikan ke departemen pengguna berdasarkan jumlah jasa yang direncanakan.
Jika suatu departemen produksi memiliki banyak pusat biaya, atau jika perhitungan biaya berdasarkan aktivitas digunakan, maka alokasi biaya ke departemen jasa tersebut atau ke aktivitas.Ketika semua overhead yang dianggarkan telah dialokasikan, maka overhead langsung dan tidak langsung yang dianggarkan untuk setiap departemen dan aktivitas produksi, serta pusat biaya lainnya ditotalkan.
Total tersebut kemudian dibagi dengan tingkat dasar alokasi yang telah ditentukan sebelumnya, dan hasilnya adalah tarif overhead pabrik standar untuk setiap departemen produksi atau pusat biaya. Di akhir dari setiap bulan atau periode lainnya, biasanya satu bulan, overhead pabrik yang terjadi secara aktual dibandingkan dengan total overhead standar yang dibebankan ke barang dalam proses. Perbedaannya adalah varians overhead pabrik keseluruhan.
Kerangka Konseptual (Pemikiran)
UKM
Biaya Produksi :
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja
- Biaya Overhead Pabrik
Standarisasi Biaya Produksi
Biaya Produksi Aktual
Varians
Analisis
Evaluasi/melakukan tindak lanjut
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi (Carter dan Usry, 2005). Biaya produksi terdiri dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. sebelum aktivitas produksi dilakukan, pihak manajemen membuat standar dari ketiga elemen biaya produksi tersebut, yang bertujuan agar selama proses produksi berlangsung, biaya yang ditentukan sebelumnya dapat menekan biaya produksi aktual atau biaya yang sesungguhnya terjadi dari aktivitas produksi.
Ketika biaya produksi standar telah ditentukan dan telah terlihat biaya produksi aktualnya, kemudian dibandingkan kedua biaya tersebut antara biaya produksi standar dengan biaya produksi aktualnya. Ketika dibandingkan, akan terjadi perbedaan atau selisih yang disebut dengan varians. Ketika biaya produksi standar lebih besar daripada biaya produksi aktual, maka variansnya adalah favorable atau menguntungkan.Sebaliknya, ketika biaya produksi aktual lebih besar daripada biaya produksi standar, maka variansnya adalah unfavorable atau tidak menguntungkan.
Ketika terjadi selisih atau varians favorable atau unfavorable, maka pihak manajemen perusahaan melakukan analisis mengenai penyebab terjadiya selisih tersebut, Jennie
(2010).Analisis ini bertujuan agar ketika terjadi penyimpangan atas selisih tersebut dapat segera diatasi.Yang pada akhirnya, pihak manajemen melakukan evaluasi atau melakukan tindak lajut untuk perbaikan atas penyimpangan yang terjadi.Sehingga bahan evaluasi ini dapat dijadikan sebagai patokan atau tolak ukur penerapan biaya produksi standar untuk periode produksi berikutnya.Untuk kedepannya, selisih yang merugikan dapat ditekan kembali sehingga biaya produksi semakin efektif dan efisien.
Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan pada perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Standard Costing.
Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh akan diolah dengan cara menentukan biaya standar produksi yang kemudian membandingkan antara biaya standar produksi dengan biaya produksi aktual. Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelumnya dan dijadikan patokan dalam memproduksi suatu produk tertentu untuk mengendalikan biaya pada proses produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead untuk periode berikutnya. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Standar Biaya Produksi
2. Menganalisis Selisih Biaya Produksi Langsung.
3. Menganalisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

Setelah dibandingkan akan menghasilkan varians (selisih) pada biaya produksi tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan (selisih) yang terjadi dalam proses produksi pada UKM Tempe Bu Mundakir Semarang. Langkah akhir dalam menganalisa data adalah memberi saran dari hasil pembandingan yang telah dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Sejarah Singkat UKM Tempe Bu Mundakir
UKM Tempe Bu Mundakir Semarang merupakan usaha kecil menengah yang didirikan oleh Bapak Mundakir pada tahun 1979, yang terletak di jalan Gajah Barat 6 Nomor 23 Semarang. UKM ini memiliki kegiatan usaha untuk memproduksi tempe yang mengolah bahan baku kedelai menjadi produk tempe. Bapak Mundakir merupakan pendiri utama dari usaha kecil menengah ini. Pada awalnya Bapak Mundakir adalah seorang pegawai tempe yang bekerja di suatu tempat usaha
pembuatan tempe selama 5 tahun. Kebutuhan hidup yang semakin banyak akhirnya pemilik memutuskan keluar dari tempat ia bekerja.
Dengan bekerja di pembuatan tempe tersebut beliau akhirnya memahami tentang bagaimana pembuatan tempe dan tentang pemilihan kedelai yang mempunyai mutu tinggi. Dari pengalaman yang didapat akhirnya berani memutuskan untuk membuka usaha tempe sendiri dan dilakukan dirumahnya sendiri. Kemudian usaha yang dijalankan ini diberi nama dengan nama isteri Bapak Mundakir sendiri yaitu Bu Mundakir. Dengan keahliannya dalam memproduksi tempe yang berkualitas, usaha Bapak Mundakir berkembang pesat sampai sekarang.
Pendistribusian tempe pada awalnya hanya dipasarkan di pasar-pasar terdekat dan penduduk sekitar. Namun karena tempe ini memiliki rasa dan kualitas yang baik, maka tempe Bu Mundakir mampu bersaing dan memasuki pasar yang lebih luas, seperti pasar peterongan, pasar kaligawe, dan pasar genuk. Usaha Bu Mundakir ini sampai sekarang masih tetap berjalan dan mencoba memasarkan produk tempe ini ke pasar-pasar yang lebih luas lagi cakupannya.
Penetapan Biaya Produksi Standar (Desember 2013)
Biaya Bahan Baku Standar
1. Harga Standar Bahan Baku

Penyusunan biaya standar bahan baku tempe ditentukan berdasarkan data yang digunakan pada periode bulan Desember 2013, harga bahan baku yang dipakai sebagai standar adalah harga pembelian bahan baku pada periode bulan Desember. Hal ini dilakukan karena data yang ada pada bulan Desember tersebut dijadikan standar untuk penentuan biaya produksi standar tempe di UKM Tempe Bu Mundakir. Berikut rincian harga pembelian bahan baku pada bulan Desember 2013 yang dijadikan harga standar bahan baku.








Tabel 1
Harga Standar Bahan Baku (Tempe) No
Nama Bahan Baku
Kebutuhan per hari (kg)
Kebutuhan per bulan (kg)
Harga Standar per kg
Total (Rp)
1
Kedelai
180
5.580
8.600
47.988.000
2
Ragi
0.64
20
25.000
500.000
Total
48.488.000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar